Beranda
MIS
Sekilas tentang CIO
Juni 19, 2025

Sekilas tentang CIO



CIO (Chief Information Officer) adalah puncak karier bagi praktisi teknologi , baik infrastruktur , aplikasi maupun telekomunikasi . Di beberapa perusahaan jabatan ini juga disebut sebagai chief technology officer, khususnya bila penekanan perusahaan ada pada sisi infrastruktur dari teknologi informasi maupun telekomunikasi. Sementara beberapa perusahaan lain nya menyebutnya sebagai direktur teknologi, vice president information technology dan beberapa istilah lainnya. Namun, ada kesepakatan bersama yang tidak tertulis, dimana CIO adalah pejabat tertinggi dibidang teknologi perusahaan yang juga duduk sebagai bagian dari dewan direksi perusahaan. CIO yang belum duduk didalam dewan direksi, untuk sekadar menyamakan persepsi disebut sebagai kepala bagian teknologi saja.


CIO pada intinya memiliki tiga tugas utama, pertama adalah mengembangkan dan mengoperasikan teknologi yang dimiliki perusahaan, kedua mendampingi CEO untuk memastikan target tahunan perusahaan, kedua mendampingi CEO untuk memastikan strategi perusahaan ke depan dapat memenangkan persaingan. Tugas CIO yang pertama, masih dapat dilakukan oleh seorang kepala bagian teknologi namun tugas selanjutnya hanya dapat diemban oleh CIO yang duduk dalam dewan direksi dan terlibat penuh dalam kegiatan strategi dan rapat-rapat dewan direksi perusahaan.

Tantangan bagi seorang CIO
CIO dapat dijabat oleh direktur yang tidak memiliki latar belakang di bidang teknologi, sebagaimana menteri pertahanan dan keamanan Indonesia yang tidak memilikilatar belakang militer. Namun, pada saat ini CIO masih selalu diisi oleh direktur latar belakang teknologi. Hal ini terjadi karena bobot dari penilaian kriteria seorang CIO masih lebih banyak pada operasional teknologi perusaan. Peran strategic dari CIO itu sendiri masih cenderung dinomorduakan dan dimasa depan diharapkan peran strategic dari CIO kian dikedepankan meskipun hal ini membuka peluang lebih luas bagi direktur berlatar belakang bukan teknologi untuk menduduki jabatan CIO.
        Sisi strategic dari CIO hanyalah memastikan strategi teknologi perusahaan sejalan dengan strategi perusahaan yang tentunya terlihat sederhana dan sudah seharusnya. Namun, pada sebuah survey1 ditemukan bahwa CEO dan CIO sama-sama sepakat bahwa tugas pokok CIO berkaitan dengan sisi strategik perusahaan hanya ketika didiskusikan lebih detail keduanya memiliki versi strategik yang sangat berbeda. Akibatnya, strategik teknologi pada perusahaan-perusahaan besar tersebut tidak sejalan dengan strategi perusahaan.
       Perusahaan juga berharap strategi teknologi menelurkan perubahan-perubahan didalam perusahaan dan CIO juga berperan sebagai agen perubahan perusaan disamping tugas pokonya untuk memastikan teknologi perusahaan terjaga dengan baik dan di pergunakan secara aman dan optimal. Perusahaan juga mengharapkan CIO, sebagai bagian dari manajemen perusahaan, secara proaktif berkontribusi pada berbagai permasalahan perusaan, termasuk permasalahandi luar bidang teknologi.CIO diharapkan tidak sekedar menggunakan logika biasa dalam permasalahan tersebut melainkan juga mengerti bisnis perusahaan dan mengenal solusi bisnis yang dibutuhkan perusaan serta up-to-date terhadap perusahaan berita penting seputar perusaan dan industry dimana perusaan berada.
            Sebaliknya, banyak CEO yang masih memiliki keterbatasan dalam memanfaatkan teknologi dan menghitung keuntungan yang diperoleh melalui keunggulan teknologi. Kelemahan ini menimbulkan keengganan untuk berinvestasi sementara tren masa jabatan CEO yang kian pendek membuat fokus dari CEO kian pada pemanfaatan teknologi yang sudah ada sementara dan bukan pada pengembangannya maupun pada strategi pada jangka panjang teknologi perusaan. Untuk menjembatani kedua hal tersebutlah maka buku ini disajikan. Menjadi bahan masukanbagipara CIO, menjadi arah dan pertimbangan langkah karier bagi praktis teknologi lainnya dan menjadi acuan bagi CEO dan Direktur lainnya untuk mengoptimalkan manfaat dari investasi teknologi perusaan.
1.    Strategi Perusahaan  di Bidang Teknologi
Perusahaan mengalami siklus sebagaimana makhluk hidup2 yang mengenal kelahiran, masa balita, masa remaja, perkawinan, menjadi orang tua, dan seterusnya. Di dalam pertumbuhannya perusaan juga mengenal adanya krisis yang timbul dari luar. Strategi pengembangan perusahaan yang tidak tepat juga dapat menimbulkan krisis internal dan tidak jarang menamatkan riwayat perusahaan, menimbulkan pergantian pemilik perusahaan maupun penggantian pemilik perusaan maupun penggantain jajaran Manajemen perusahaan.
      Kiat dalam mengantisipasi krisis dalam pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan merujuk kepada 3 tahapan pertumbuhan teknologi perusahaan, yaitu tahap Office Support, tahap Administration Support dan tahap Advance Technology. Tahapan Office Support adalah tahapan di mana teknologi hanya berperan menjalankan fungsi-fungsi yang dipergunakan bersama secara sederhana dan terbatas untuk keperluan operasionalkantor saja. Tahapan ini dilanjutkan dengan dikembangkannya core system dan ERP atau modul-modul terpisah dalam ERP yang disebut sebagai Administration Support. Selanjutnya tahap Advance Technology dicicirkan dengan nyaris lengkapnya system yang ada di perusahaan berikut adanya system Dash Board dan Business Intellegent bagi bagi kepentingan pengambilan keputusan Manajement, adanya Imaging dan Work Folow System untuk mengomputerisasi proses bisnis terpenting perusahaan serta ketersediaan fasilitas Mobile Office dan Virtual Office untuk memastikan tingkatan produktivitas yang tetap tinggi ketika karyawan bergerak dan berada di luar kantor.
      Pengetahuan akan tahapan pertumbuhan teknologi perusahaan akan melengkapi strategi CIO untuk secara langsung memberikan kontribusi optimal pada inisiatif perusahaan yang biasanya berkaitan dengan peningkatan laba dan biaya operasional, strategi dan solusi saat perusahaan menghadapi tantangan bisnis dan pengembangan keunggulan kompetitif3 perusahaan. Teknologi juga dapat dikembangkan bukan hanya sebagai contributor dari strategi perusahaan melainkan membentuk keunggulan perusahaan melalui teknologi, keunggulan dalam membidik dan berkomunikasi dengan pangsa pasar perusahaan berkat adanya teknologi maupun secara jangka panjang menciptakan keunggulan biaya operasional secara keseluruhan dibandingkan pesaing melalui efektivitas proses bisnis dan kultur kerja perusahaan yang mengoptimalkan pemberdayaan teknologi.
2.    Implementasi Teknologi
Strategi perusahaan di bidang teknologi pada pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk proyek, baik proyek besar bernilai ratusan miliar rupiah maupun proyek kecil yang acap kali disebut sebagai kelompok kerja atau task force saja dan dilakukan secara internal. Kedua jenis proyek tersebut memiliki 4 elemen yang perlu ada, meski elemen-elemen tersebut pada pelaksanaannya dirangkap oleh orang yang sama atau diturunkan prioritasnya ke jenjang yang lebih tinggi rendah. Ke-4 elemen tersebut adalah:
a.    Dukungan penuh dari Manajenmen yang terkait di mana proyek yang sifatnya strategis dipimpin langsung oleh CEO sendiri selaku Manajemen.
b.    Adanya pengarah yang ahli dalam memimpin proyek dan timnya.
c.    Keterlibatan user sebagai salah satu pimpinan proyek, nara sumber bisnis, pelaksanaan uji coba dan pemakaian system baru tersebut.
d.    Keterlibatan tim teknis yang terdiri atas tim teknologi dan teknis dari dan penjual.
Manajemen tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk anggaran, akan tetapi juga mendorong jalannya proyek dan mengevaluasi ruang lingkup dari proyek dan dapat berubah sejalan dengan perkembangan yang terjadi selama proyek. Manajemen juga harus terampil dalam memilah-milah prioritas dalam proyek dan berani untuk memutuskan golive dan menutup proyek dengan sisa pekerjaan dilimpahkan ke kelompok kerja selanjutnya.
Manajemen dalam mengarahkan proyek dibantu dengan analisis yang kompoten dari CIO dan pengarah proyek. Pengarah proyek inilah yang menyusun tahapan dari proyek, memastikan sumber daya keuangan, manusia, waktu dan lain nya dapat teralokasikan secara tepat pada setiap tahapan di dalam proyek, memastikan sumber daya keuangan, manusia, waktu dan lainnya dapat teralokasikan secara tepat pada setiap tahapan ddi dalam proyek, serta menjaga kualitas hasil dari proyek dengan memastikan langkah-langkah penting di dalam proyek dilaksanakan dengan baik.
Peran user di dalam proyek adalah pemilik dari proyek karena merekalah yang menikmati dan bekerja dengan system yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Perwakilan dari user wajib berperan secara aktif, baik selaku salah satu pimpinan proyek, menjadi narasumber dari proses bisnis perusahaan dan melakukan uji coba secara insentif sebelum sitem  go live.
Peran natural Departemen Teknologi selaku tim teknik, juga dapat dibantu oleh ahli dari pemasok sistem tersebut. Peran Departemen Teknologi cenderung tidak dominan khususnya dalam implementasi aplikasi disebabkan tim internal biasanya juga baru mengenal teknologi yang diimplementasikan. Sebagai besar pekerjaan teknik masih dilakukan oleh tim teknik eksternal pada masa implementasi proyek dan kemudian digantikan oleh Departemen Teknologi setelah proyek selesai.
3.    Membangun Organisasi Bisnis
Organisasi teknologi secara tradisional selalu dikaitkan secara teknik dengan aplikasi, infrastuktur dan telekomunikasi. Bentuk organisasi ini kurang sejalan dalam mengantisipasi tantangan bisnis perusahaan yang dinamis. Organisasi teknologi perlu mengadopsi organisasi bisnis, di mana terdapat fungsi produksi sebagai bentuk tradisional teknologi yang terdiri atas aplikasi, infrastruktur  dan telekomunikasi namun organisasi teknologi juga mengenal fungsi marketing untuk menyajikan solusi secara proaktif bagi kepentingan bisnis, fungsi keuangan untuk menciptakan keterkaitan antara investasi dan biaya operasional teknologi dengan anggaran dan penerimaan perusahaan serta fungsi kepegawaian untuk menjaga turn-over karyawan teknologi dan mengembangkan pengetahuan mereka agar dapat mengantisipasi tantangan bisnis dan perkembangan teknologi yang terjadi.

Organisasi teknologi yang mengacu pada organisasi bisnis belum membentuk  Strategic Unit yang mandiri namun hal ini dapat dikembangkan di kemudian hari bila perusahaan ingin memisahkan teknologi dari induk perusahaan dalam bentuk unit bisnis independen. Sejalan dengan perubahan pada organisasi teknologi peran individual CIO juga turut dikembangkan. CIO sebagai calon pemimpin unit bisnis independen harus mengenal bisnis dan bertindak sebagai pemimpin bisnis di samping peran naturalnya sebagai pemimpin teknologi dan agen perubahan cara kerja dan kultur perusahaan sebagai dampak dari implementasi teknologi.


Sumber :
Menuju CIO Kelas Dunia, Anjar Kuncoro, Elex Media Komputindo

Tidak ada komentar