Pendidikan Akhlak dan Integritas : Pesan Mendalam Bapak Muslimin Nasution, Founder Al Muslim
Di tengah semangat pembaruan dan refleksi pada Rapat Kerja Al Muslim tanggal 23 Juni 2025, berbagai pesan kuat tentang arah masa depan pendidikan bergema dari para pemangku kebijakan. Dari visi besar hingga metode evaluasi yang membumi, setiap sesi menyuguhkan inspirasi untuk membentuk generasi unggul berakhlak mulia, khalifatullah fil ardh. Namun, momen paling menggugah hadir di akhir sesi, saat Bapak Muslimin Nasution—pendiri Al Muslim—menyampaikan pesan mendalam tentang hakikat pendidikan akhlak dan integritas. Sebuah pengingat bahwa di balik target-target strategis, ruh pendidikan tetap berakar pada nilai dan keteladanan.
Sesi awal Rapat Kerja Al Muslim 23 Juni 2025 dibuka dengan pemaparan yang menggugah dari Ir. H. Sahid Hudri, Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Al Muslim. Beliau menekankan pentingnya merumuskan pendidikan tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga karakter. Hal ini tercermin dalam rumusan 10 Profil Lulusan Al Muslim: Religius, Integritas, Berani, Kompetitif, Mandiri, Tangguh, Empati, Solutif, Toleran, dan Cakap. Profil ini bukan sekadar slogan, tetapi menjadi nafas kurikulum dan budaya pendidikan Al Muslim yang harus diwujudkan secara nyata. Untuk itu, pengembangan pedagogi yang kontekstual dan relevan menjadi kunci. Beliau juga menyoroti pentingnya penguatan kompetensi guru, dosen, dan tenaga pendidik, serta pemanfaatan inisiatif seperti SDLS (Samsung Digital Lighthouse School) sebagai katalis untuk transformasi pembelajaran berbasis teknologi yang tetap berpijak pada nilai-nilai. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan karakter dan inovasi digital bukanlah dua kutub yang bertentangan, melainkan harus saling menguatkan.
Melanjutkan sesi berikutnya, Didi Suradi, M.Pd., selaku Kepala Bidang Penjaminan Mutu dan Komunikasi, memaparkan secara sistematis tentang metode evaluasi dan rencana tindak lanjut dalam kerangka manajemen mutu Al Muslim. Beliau menjelaskan pentingnya alur berjenjang atau cascade yang dimulai dari Rencana Strategis (Renstra) Yayasan, diturunkan ke Rencana Operasional (Renop) Yayasan, kemudian ke Renop Unit, Program Kerja, hingga ke tingkat teknis melalui Term of Reference (TOR). Setiap level harus saling terhubung, sehingga tujuan besar lembaga dapat tercapai secara terstruktur dan terukur. Dalam konteks evaluasi, beliau menekankan pentingnya membangun indikator yang jelas dan baseline yang terukur sebagai alat pelacak (tracking tool) untuk memastikan perbaikan yang berkelanjutan dan terintegrasi. Dengan pendekatan ini, pengelolaan mutu tidak lagi bersifat reaktif, melainkan menjadi sistem yang dinamis dan proaktif, sejalan dengan semangat continuous improvement.
Dari seluruh rangkaian sesi yang berlangsung, salah satu momen paling membekas datang dari arahan penuh makna yang disampaikan oleh Ayahanda Dr. Ir. H. Muslimin Nasution, APU, Founder Al Muslim. Dalam tutur yang tenang namun mengakar, beliau mengajak seluruh peserta untuk merangkul perubahan tanpa kehilangan arah—tetap teguh pada visi Al Muslim dalam mencetak generasi Khalifatullah fil ardh yang abdillah dan rahmatan lil 'alamin. Beliau menyinggung makna sejati dari green education, bukan sekadar isu lingkungan, tetapi sebagai proses membaca dan memahami ayat-ayat kauniyah dalam semesta, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an. Dengan penuh ketulusan, beliau mengingatkan bahwa guru dan dosen adalah profesi mulia, dan ketika dijalani dengan keikhlasan, rezeki adalah urusan Allah—bukan semata soal gaji. Pendidikan sejati, menurut beliau, adalah yang menyentuh sisi habluminallah dan habluminannas secara utuh. Di tengah kemajuan teknologi dan arus globalisasi, beliau menekankan bahwa kebutuhan paling mendesak di masa depan bukan hanya keterampilan teknis, melainkan pendidikan akhlak dan integritas yang akan menjadi fondasi kokoh bagi generasi mendatang.
Menutup rangkaian sesi Rapat Kerja, Gerry Salahudin Nasution, M.Sc, MSE—Ketua Pengurus Yayasan Al Muslim—memberikan rekapitulasi yang merangkum esensi dari seluruh paparan sebelumnya. Dengan perspektif strategis dan penuh refleksi, beliau menekankan bahwa di tengah perubahan dunia yang semakin cepat dan dinamis, lembaga pendidikan seperti Al Muslim harus mampu untuk stay relevant and competitive. Relevan terhadap kebutuhan zaman, namun tetap kokoh pada nilai-nilai dasar yang menjadi ruh pendidikan Islam. Kompetitif bukan sekadar unggul secara akademik atau teknologi, tetapi juga dalam membentuk karakter, integritas, dan kontribusi sosial. Seruan ini menjadi penegas sekaligus penutup yang kuat, bahwa seluruh rencana, program, dan visi yang telah disusun hanya akan berdampak bila dijalankan dengan kesadaran untuk terus bertumbuh dan beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
Semua nilai, visi, dan komitmen yang tercermin dalam Rapat Kerja ini menunjukkan bahwa Al Muslim bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi ekosistem pembinaan generasi yang utuh—menggabungkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan sosial. Bagi para orang tua yang menginginkan pendidikan yang menanamkan akhlak, membentuk integritas, dan menyiapkan anak untuk menjadi pribadi tangguh di era modern, bersekolah di Al Muslim adalah pilihan strategis. Dan bagi generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi dengan fondasi nilai Islam yang kuat dan kompetensi teknologi yang relevan, berkuliah di STMIK Al Muslim adalah jalan yang tepat untuk menjadi bagian dari generasi Khalifatullah fil ardh yang siap berkarya dan memberi manfaat bagi dunia. Mari bersama membangun masa depan yang bermakna, dimulai dari tempat belajar yang benar.
https://almuslim.ac.id/pmb/
https://almuslim.sch.id/registration
1 komentar