Beranda
Cloud
Cloud Computing, makanan apa tuh ?
Juni 19, 2025

Cloud Computing, makanan apa tuh ?




Akhir-akhir ini cloud computing sudah banyak dibicarakan dan orang-orang sudah mulai belajar bahkan mencobanya. Semenjak kemunculan istilah cloud computing, banyak yang salah kaprah ataupun ketidaksesuaian dengan harapan sebelumnya. Bebrapa hal yang menunjukkan salah pengertian mengenai cloud computing, antara lain :


  • Sebagian orang menganggap cloud computing tidak nyata, dalam arti hanya sebatas konsep, padahal faktanya cloud computing sudah diimplementasikan oleh banyak perusahaan.
  • Pada sebagian orang menganggap cloud computing hanya sebatas cara mengakses aplikasi melalui internet. Anggapan ini salah besar, karena cloud computing melibatkan semua perkembangan teknologi data center dan layanan service yang disediakan. Internet di sini hanya sebagai media komunikasi yang menghubungkan user dan sistem pada layanan berbasis cloud computing.
  • Cloud computing hanya ditujukan untuk perusahaan besar. Paradigma ini juga salah karena cloud computing dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam tipe perusahaan dengan ukuran organisasi dari kecil hingga besar.
  • Cloud computing nama lain dari grid computing. Konsep ini juga salah karena teknologi grid computing sudah berkembang terlebih dahulu daripada cloud computing, keduanya memanfaatkan komputasi paralel. Pada implementasi banyak memanfaatkan grid computing di infrastruktur cloud computing.
 Konsep Cloud Computing
 Secara umun yang perlu ditonjolkan pada cloud computing adalah fleksibelitas. Kita dapat memilih infrastruktur dan sistem yang diinginkan tanpa harus membeli seluruhnya karena konsepnya kita dapat menyewa dan mengatur kebutuhan sesuai bisnis yang dilakukan. Pada suatu saat, kita juga dapat berhenti tanpa harus merepotkan masalah teknis dan administrasi yang sulit.

Dengan virtualization dan cloud computing, para CIO bukan saja bisa menghemat anggaran tetapi mereka juga dapat lebih fokus dalam mengatur (managing) outputs dari layanan-layanan IT daripada terlalu tersita untuk mengatur sumber daya dan infrastruktur IT. Dengan kata lain, para CIO memiliki peluang lebih besar untuk mempercapat transisi dari hanya sekedar sebagai fungsi support ke fungsi kontributor stategic yang lebih banyak fokus pada innovation dsn nilsi tambah (competitive advantages), sehingga di sini bisa menjadi penguatan atau sinergi antara bisnis dengan teknologi.


Tidak ada komentar